Infografis Krisis Kerja Indonesia: Janji vs Realitas HUT RI 80

Infografis: Krisis Ketenagakerjaan Struktural Indonesia

Di tengah gema janji 19 juta lapangan kerja, data menunjukkan realitas pahit yang dihadapi angkatan kerja Indonesia. Infografis ini membedah ilusi statistik dan akar masalah yang sebenarnya.

Fatarmogana Pasar Kerja: Angka yang Menipu

Generasi Muda Paling Terdampak

Pengangguran Pemuda (15-24 thn)

13.93%

Indonesia

>

~7.5%

Rata-rata ASEAN

Tingkat pengangguran pemuda kita hampir dua kali lipat rata-rata regional, mengancam bonus demografi menjadi bencana demografis. (Sumber: Bank Dunia)

"Generasi Terluka" (*Scarring Effect*)

Pengalaman menganggur di awal karier menyebabkan konsekuensi negatif jangka panjang, termasuk pendapatan lebih rendah seumur hidup dan prospek karier yang lebih suram. Ini bukan masalah sementara, ini adalah luka permanen pada potensi bangsa.

Akar Masalah: Mesin Industri yang Mati Suri

Alur Migrasi Tenaga Kerja yang Keliru

👨‍🌾

Sektor Pertanian

Produktivitas Rendah

🏭

Sektor Manufaktur

(Seharusnya Menyerap)

🛵

Sektor Jasa Informal

Produktivitas & Upah Rendah

Tenaga kerja tidak berpindah ke pekerjaan berkualitas, melainkan terserap ke dalam aktivitas subsisten, menciptakan "pergeseran semu".

Regulasi Sebagai Komplikasi, Bukan Solusi

Kebijakan seperti UU Cipta Kerja, alih-alih mengatasi akar masalah, justru melegalkan prekaritas (ketidakpastian kerja) demi "fleksibilitas" yang seringkali hanya menguntungkan satu pihak.

Pesangon

Formula dikurangi, menurunkan jaring pengaman pekerja.

Outsourcing

Diperluas ke pekerjaan inti, mengikis keamanan kerja.

Kontrak (PKWT)

Batas waktu dihapus, membuka potensi kontrak seumur hidup.

Saatnya Menagih Janji Kemerdekaan Ekonomi

Memasuki dekade kesembilan, Indonesia menuntut revolusi paradigma: dari obsesi pada PDB menuju pembangunan yang berpusat pada penciptaan **pekerjaan layak**. Tanpa itu, kemerdekaan sejati akan selamanya menjadi ilusi.

0 #type=(blogger):

Post a Comment